ABSTRAK
Pemberian informasi obat memiliki peranan penting untuk memperbaiki kualitas hidup
pasien, dan menyediakan pelayanan yang bermutu bagi pasien. Kualitas hidup dan
pelayanan bermutu dapat menurun akibat adanya ketidakpatuhan terhadap program
pengobatan. Penyebab ketidakpatuhan tersebut salah satunya disebabkan kurangnya
informasi tentang obat. Penelitian terdahulu melaporkan bahwa baru sekitar 17% Rumah
Sakit yang telah melakukan konseling. Ironisnya, baru sekitar 14% Rumah Sakit
melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang sesuai, 42% Rumah Sakit baru
melakukan sebagian PIO, dan terdapat 44% Rumah Sakit belum menerapkan PIO. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan dan sumber informasi obat oleh apoteker di
Rumah Sakit di Kota Bekasi, menggunakan desain kuantitatif cross-sectional. Hasil
menunjukkan informasi terkait penggunaan obat untuk anak-anak, ibu hamil, menyusui,
dan alternatif terapi merupakan kebutuhan utama. Sumber informasi yang paling sering
digunakan adalah internet, Medscape dan drugs.com adalah halaman web yang paling
sering diakses. Hambatan terbesar apoteker dalam melakukan pelayanan informasi obat
adalah keterbatasan pelayanan. Terdapat hubungan signifikan antara tipe rumah sakit dan
ketersediaan pusat informasi obat, namun tidak dengan hambatan pelayanan. Apoteker
dengan pengalaman kerja >5 tahun cenderung menggunakan internet dan formularium
nasional sebagai sumber informasi obat.
Kata Kunci: Pelayanan informasi obat, Rumah Sakit, Apoteker, Sumber informasi