Seiring bertambahnya pembangunan di bidang infrastruktur, akan memerlukan lebih banyak bahan yang berasal dari alam. Ketersediaan bahan dari alam tersebut semakin lama akan semakin berkurang dan semakin terbatas. Sedangkan pembangunan infrastruktur terus berjalan setiap tahunnya untuk peningkatan dan kenyamanan masyarakat. Dengan ini kegiatan import barang juga akan bertambah, khususnya untuk material aspal curah, dan tidak akan menutup kemungkinan nantinya batu yang menjadi salah satu bahan utama campuran aspal panas pun akan mendatangkan dari luar negeri. Apabila limbah dari aspal yang sudah dikupas (RAP) bisa dimanfaatkan kembali, maka secara otomatis akan mengurangi pemakaian bahan dari alam dan mengurangi kegiatan import barang yang berakibat pada berkurangnya pengeluaran negara.
Tugas skripsi ini akan membahas tentang pemanfaatan kembali aspal hasil kupasan (milling) di jalan raya, mulai manfaat RAP, kelebihan RAP, pengujian material RAP dan bahan baru, serta cara memproduksi aspal RAP di Asphalt Mixing Plant. Komposisi RAP yang dipakai adalah 60% dengan bahan peremaja SW1 sebesar 3,8%, penambahan agregat baru 40% dan penambahan aspal baru 3,3 %. Dari hasil percobaan pemadatan di lapangan (trial compaction) yang nantinya di pakai untuk acuan kerja selanjutnya adalah pemadatan awal / breakdown (tandem roller 2 passing ), pemadatan antara / intermediate (tire roller 16 passing) dan pemadatan akhir/finishing ( tandem roller 1 passing) dan dihasilkan kepadatan hamparan hotmix sebesar 98,36%.
Kata Kunci : Reclaimed Asphal Pavement 60%+ additive peremaja SW1 untuk lapisan permukaan