Penelitian ini menganalisis daya dukung tanah sebelum dan sesudah perkuatan menggunakan matras bambu pada pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak (STA 4+200 - 4+600). Lokasi berada di kawasan pesisir dengan tanah lempung sangat lunak hingga lunak yang berdaya dukung rendah dan berpotensi penurunan tinggi. Analisis dilakukan dengan data uji laboratorium, data pembebanan timbunan, dan data lapangan, serta pemodelan numerik PLAXIS 2D. Daya dukung dihitung dengan metode Terzaghi, sedangkan stabilitas timbunan dianalisis melalui faktor keamanan (SF) untuk kondisi tanpa dan dengan perkuatan 13 lapis matras bambu, cerucuk bambu, dan PVD. Dan didapatkan nilai daya dukung tanahnya sebesar 32,28 kN/m2. Hasil menunjukkan tanah dasar (cu 15-25 kPa, kedalaman 0-5 m) memiliki SF +1,0 sebelum perkuatan dan gagal pada timbunan 6 m. Setelah perkuatan, SF meningkat menjadi 2,224 dan mampu menahan timbunan 14 m dengan deformasi
terkendali. Matras bambu efektif meningkatkan daya dukung, mempercepat
konsolidasi, dan menurunkan risiko kegagalan, sehingga layak diterapkan untuk
proyek infrastruktur di wilayah pesisir Indonesia. Secara ekonomis, penggunaan
matras bambu menghasilkan efisiensi biaya sebesar ±40% dibandingkan metode
perkuatan konvensional seperti geotekstil, dengan estimasi RAB sebesar Rp
120.000.000 untuk matras bambu dibandingkan Rp 200.000.000 untuk geotekstil.
Dengan demikian, matras bambu terbukti efektif dan efisien dalam meningkatkan
daya dukung tanah, mempercepat konsolidasi, serta menurunkan biaya pembangunan infrastruktur di kawasan pesisir.
Kata kunci: daya dukung tanah, matras bambu, cerucuk bambu, tanah lunak,
PLAXIS 2D, ekonomis.