Indonesia memiliki salah satu wilayah gambut terluas di dunia yang berperan penting dalam penyimpanan karbon, pengaturan siklus hidrologi, dan habitat keanekaragaman hayati. Namun, keberadaan kanal telah menyebabkan berkurangnya kandungan air sehingga memicu degradasi dan kebakaran, terutama pada musim kemarau. Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG) seperti sekat kanal menjadi solusi untuk mempertahankan kondisi hidrologi dengan mengendalikan debit aliran dan menjaga muka air tanah pada batas yang direkomendasikan. Penelitian ini menganalisis efektivitas sekat kanal dalam meningkatkan muka air tanah di lahan gambut Desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya, Kalimantan Tengah. Data primer berupa pengukuran muka air, dimensi kanal, dan kondisi infrastruktur, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Pemodelan dilakukan dengan perangkat lunak HEC-RAS menggunakan pendekatan Inline Structure untuk mensimulasikan debit maksimum, minimum, dan debit rancangan harian. Hasil menunjukkan bahwa sekat kanal meningkatkan muka air secara signifikan, terutama pada musim kemarau dengan selisih maksimum 5,45 m (±5 kali kondisi awal), pada musim hujan 4,5 m (+2 kali), dan pada debit rancangan harian 4,35 m. Persentase kenaikan mencapai 148% (debit maksimum), 604% (debit minimum), dan 176% (debit harian). Hal ini membuktikan efektivitas sekat kanal dalam memperlambat aliran, menahan air di sepanjang saluran, dan menjaga elevasi muka air gambut. Temuan ini diharapkan menjadi acuan pengelolaan gambut berkelanjutan, mengurangi risiko kebakaran, dan mendukung kebijakan IPG yang
lebih efektif.
Kata Kunci: Gambut, Sekat Kanal, Muka Air, HEC RAS.