Persimpangan Jalan Raya Narogong - Jalan Pangkalan 5, Bantargebang, Kota Bekasi, merupakan simpang empat lengan yang menghubungkan Kota bekasi dengan kabupaten bogor serta merupakan akses menuju ke TPA bantargebang. Kondisi lalu lintas yang tidak teratur dan sempit pada persimpangan tersebut menyebabkan sering terjadi kemacetan dan rawan terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, diperlukan Analisis Kebutuhan Traffic Light Pada simpang sehingga didapat solusi dalam mengatasi masalah kemacetan dan dapat membantu kelancaran pada persimpangan.
Analisis ini berdasarkan metode MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997, dalam analisis ini berdasarkan dari data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survey di lokasi penelitian
selama 4 hari. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota
Bekasi.
Hasil analisis diketahui bahwa, persimpangan Jalan Raya Narogong - Jalan
Pangkalan 5 Kota Bekasi, didapat total kendaraan pada jam puncak adalah 7520
kendaraan/jam atau 4520,5 smp/jam, derajat kejenuhan maksimum 1,33 dan
kapasitas simpang ialah 3408,23 smp/jam. Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa persimpangan sudah tidak mampu melayani arus lalu lintas dengan maksimal, sehingga diperlukan analisis untuk meningkatkan kinerja simpang, dari
alternatif perhitungan yang ada, dipilih alternatif 3 fase dengan pelebaran
geometrik, untuk pelebaran geometrik direncanakan pelebaran sebesar 2,5 meter
pada Jalan Raya Narogong, pelebaran sebesar 1 meter pada pendekat timur dan
direncanakan median sebesar 1 meter. Untuk tipe pendekat yang semula 422
menjadi 424M. Dari solusi yang direkomedasikan didapat waktu siklus sebesar 80 detik dengan nilai derajat kejenuhan (DS) = 0,690 sampai 0,839, dan panjang antrian maksimum 104 meter. Dengan adanya Traffic Light diharapkan dapat
memperlancar pergerakan arus lalu lintas dan para pengguna jalan bisa melewati
simpang dengan aman dan nyaman.
Kata kunci: kinerja simpang, lampu lalu lintas, perencanaan,