Perkembangan industri konstruksi di Indonesia menjadi salah satu sektor yang mengalami perkembangan sangat pesat dan dijadikan prioritas utama. Adanya perkembangan ini tentunya diikuti dengan peningkatan kebutuhan akan bahan kontruksi sebagai komponen utama dalam suatu kegiatan konstruksi seperti beton. Maka dari itu, dibutuhkan inovasi untuk campuran beton, seperti penambahan serabut kelapa dan limbah pecahan keramik sebagai substitusi sebagian agregat kasar dan semen. Dengan menggunakan limbah pecahan keramik dan serabut kelapa sebagai bahan campuran untuk membuat beton, dapat mengurangi limbah dan menghasilkan beton dengan harga yang ekonomis. Pada penelitian, penulis menggunakan serabut kelapa dengan persentase 0,5%, 1% dan 1,5% dari volume semen dan penggunaan limbah pecahan keramik sebagai substitusi sebagian agregat kasar sebesar 10%. Benda uji dicetak menggunakan silinder dengan ukuran 15 x 30 cm, dengan umur beton 7 hari dan 28 hari. Jumlah benda uji pada penelitian ini yaitu 24 buah dengan masing-masing umur beton 3 buah. Hasil yang didapatkan dari penelitian kuat tekan beton pada umur 28 hari yaitu menghasilkan nilai kuat tekan paling tinggi pada beton variasi I (0,5% serabut kelapa dan 10% pecahan keramik) yaitu 22,31 MPa dari beton normal sebesar 19,40 MPa. Penggunaan limbah pecahan keramik dan serabut kelapa sebagai bahan campuran beton menghasilkan biaya produksi yang lebih ekonomis sebesar Rp. 23.592 pada variasi I, variasi II dengan biaya Rp. 23.451 dan pada variasi III menghasilkan biaya terendah sebesar Rp. 23.360 dari beton normal sebesar Rp. 23.912.
Kata kunci: Beton, Limbah Pecahan Keramik, Serabut Kelapa, Kuat Tekan.