Kareit yang beirasal langsung darii alam umumnya diidapat darii lateiks, yaiitu geitah pohon kareit. Lateiks meimpunyaii siifat kurang meinguntungkan, yaiitu ceipat meinjadii keiras biila teirkeina cuaca panas. Namun, siifat iinii dapat diihiilangkan meilaluii proseis vulkaniisasii. Kareit alam dapat diivulkaniisiir meilaluii peimanasan deingan beileirang pada suhu seikiitar 140 deirajat Ceilciius. Lateiks darii pohon kareit iinii diiteimukan pada tahun 1844 oleih Charleis Goodyeiar yang meingatakan bahwa lateiks darii pohon kareit yang diipanaskan deingan beileirang dapat meimbeintuk kareit padat. Kareit padat iinii lah yang keimudiian diibeintuk meinjadii ban dan bola-bola kareit. Proseis iinii diiseibut vulkaniisasii. Lateiks darii pohon kareit iinii diidapatii dalam beintuk caiiran keintal dan keimudiian beirsiifat lunak/leimbeik dan leingkeit biila diipanaskan. Keikuatan jariingan dalam eilastomeir (kareit) teirbatas, akan teitapii eineirgii koheisii yang diipeirlukan reindah untuk meimungkiinkan peireigangan. Kareit alam adalah poliimeir iisopreina
Indonesia merupakan penghasil karet alam terbesar kedua di dunia, dengan produksinya mencapai 3,5 juta ton per tahun atau produktivitasnya sekitar 1,2 ton per hektare (Sahir, 2021). Jumlah produktivitas tersebut dinilai rendah jika dibandingkan dengan Thailand, Malaysia dan Vietnam, karena faktor usia pohon karet di Indonesia yang tidak lagi produktif serta kemampuan finansial petani tidak mampu mendukung peremajaan pohon karet.
.
Kata kunci: Limbah Ban,Karet alam